SINGKATNYA KITA
oleh: Akhirul Charlis P
Rintik hujan sore ini nampak begitu pilu
Sampai-sampai aku terhanyut oleh kenangan di masa lalu
Kenangan yang menjadikanku murka pada rasa bernama rindu
Namun getarnya tak ingin musnah meski sudah sewindu
Kala itu suara direlung jiwaku tengah menyala-nyala
Namun dengan kejamnya kau pamit tanpa bertegur sapa
Kala itu kau padamkan api asmara dipuncak gelora
Dengan pergimu yang tiba-tiba
Kau bukan rembulan
Bagi piluku yang meronta dikesunyian
Kau bukan pula lilin
Bagi gelapku yang menyiksa batin
Kita salah sedari permulaan
Engkau menyukaiku sebatas lisan
Sedangkan aku menyukaimu tak berkesudahan
Sebab tentangmu lah yang memenuhi ruang ingatan
Kita salah dalam bermula
Engkau menyukaiku sebagai hujan
Sedangkan aku mencintaimu sebagai senja
Mana bisa disatukan diwaktu yang bersamaan ?
Terangmu menahan rintikku
Sedangkan derasku merampas cahayamu
Bukankah itu kisah yang begitu rumit ?
Aku terhempas kebumi sedangkan engkau melesat kelangit
Bila kini aku memilih melepaskanmu
Percayalah aku sudah mematahkan seluruh hatiku
Aku telah berdebat hebat dengan diriku sendiri, kupatahkan akal juga pikiran
Sudah ribuan doa kulangitkan agar Tuhan menunjukan jalan selain perpisahan
Terimakasih sudah menjadi bagian dari pendewasaan
Darimu aku mengerti arti tentang kerelaan
Sebab aku pernah menjadi yang tercemas
Sebelum akhirnya menjadi yang terikhlas
Madiun, 30 September 2022